Friday, December 31, 2010

Bike to Campus


Dalam dua bulan terakhir di tahun 2010, saya mulai menerapkan Bike to Campus. Bersama dengan teman saya, kami bersepeda seminggu sekali ke kampus. Sejarah tentang asal mula sepeda pun membuat saya penasaran. Sehingga saya mencari di internet tentang sejarah dan manfaat dari sepeda. Check this out!

Sejarah sepeda

Sejarah sepeda bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes.

Von Drais yang tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg, Jerman berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya. Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan. Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling kebun. Ia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne. Beritanya sendiri dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.

Proses penciptaan selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun 1839, ia menambahkan batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang dengan ban depan Draisienne. Untuk menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada. James Starley mulai membangun sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle) sedang roda belakangnya sangat kecil. Sepeda jenis ini sangat populer di seluruh Eropa. Sebab Starley berhasil membuat terobosan dengan mencipta roda berjari-jari dan metode cross-tangent. Sampai kini, kedua teknologi itu masih terus dipakai. Buntutnya, sepeda menjadi lebih ringan untuk dikayuh.

Sayangnya, sepeda dengan roda yang besar itu memiliki banyak kekurangan. Ini menjadi dilema bagi orang-orang yang berperawakan mungil dan wanita. Karena posisi pedal dan jok yang cukup tinggi, mereka mengeluhkan kesulitan untuk mengendarainya. Sampai akhirnya, keponakan James Starley, John Kemp Starley menemukan solusinya. Ia menciptakan sepeda yang lebih aman untuk dikendarai oleh siapa saja pada 1886. Sepeda ini sudah punya rantai untuk menggerakkan roda belakang dan ukuran kedua rodanya sama.

Namun penemuan tak kalah penting dilakukan John Boyd Dunlop pada 1888. Dunlop berhasil menemukan teknologi ban sepeda yang bisa diisi dengan angin (pneumatic tire). Dari sinilah, awal kemajuan sepeda yang pesat. Beragam bentuk sepeda berhasil diciptakan. Seperti diketahui kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang mengasyikkan.
Di Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama Belanda. Mereka memboyong sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi berdarah biru. Akhirnya, sepeda jadi alat transpor yang bergengsi.

Pada masa berikutnya, saat peran sepeda makin terdesak oleh beragam teknologi yang disandang kendaraan bermesin (mobil dan motor), sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah lewat koleksi sepeda antik. Rata-rata, sepeda lawas mereka keluaran pabrikan Eropa. Angka tahunnya antara 1940 sampai 1950-an. Dan mereka sangat cermat dalam merawatnya.

Di masyarakat kita, sepeda lawas itu dikenal dengan beberapa sebutan, seperti ontel, jengki, kumbang dan sundung. Kalau jengki itu kan asalnya dari kata jingke (bahasa Betawi, artinya berjinjit), jadi waktu naiknya kita harus berjingke saking tingginya. Kalau ontel, ya artinya diontel atau dikayuh.


Manfaat dari bersepeda

World Health Organization (WHO), salah satu organisasi PBB yang bergerak di bidang kesehatan menyebutkan, bersepeda merupakan aktivitas fisik yang murah dan cocok untuk menjaga kesehatan yang bisa dilakukan untuk tujuan kerja, sekolah, dan lainnya. Bahkan studi di Denmark pada tahun 2000 pun mengungkapkan, kegiatan bersepeda ke kantor bisa menurunkan angka kematian sampai 40 persen. Mungkin ini salah satu pikiran yang mendasari beberapa orang rela pergi bekerja dengan mengendarai sepeda.

Manfaat lain dari bersepeda adalah dapat menurunkan resiko kita mengidap penyakit-penyakit akibat dari hipokinetik (hipo = rendah, kinetik = gerak) seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, rapuh tulang, lemah dan kaku otot, serta obesitas. Bersepeda juga akan memperlancar peredaran darah dan membakar lemak bila dilakukan secara teratur. Penelitian menunjukkan bahwa satu jam bersepeda (21 km/jam) dapat membakar lemak hingga sebanyak 612 kalori.

Tidak hanya dari segi kesehatan, bersepeda juga memiliki manfaat dalam penjagaan lingkungan. Seperti yang kita ketahui, mobil dan motor mengeluarkan emisi buangan dalam proses kerjanya berupa asap yang keluar dari knalpot. Jika kerja mesin kendaraan bermotor tersebut sudah tidak dalam kondisi yang prima lagi, maka kuantitas asap yang dikeluarkan pun bertambah. Asap yang keluar ini termasuk polutan yang dapat mencemari udara. Hal ini sangat berbeda jauh jika kita melihat sepeda yang tidak mengeluarkan gas buangan dalam proses kerjanya. Artinya dengan mengendarai sepeda kita turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan kita.

Sebuah penelitian di Australia yang dilakukan pada tahun 2004 dan dipublikasikan dalam Health Promotion Journal of Australia menemukan fakta bahwa pengendara sepeda motor adalah penikmat gas beracun paling tinggi dibanding pengguna jalan lainnya. Sebaliknya, pengendara sepeda adalah penikmat polusi terendah meskipun pengendara sepeda menghirup udara tiga kali lebih banyak dibanding pemakai jalan lain. Praktisi kesehatan dari Victoria, Dr. Jan Garrard, menegaskan bahwa pengendara sepeda lebih mampu bertahan dari dampak buruk polusi udara disebabkan kegiatan fisik yang dilakukannya telah menaikkan sistem kekebalan tubuh.


Bersepeda hari ini

Tidak hanya menjadi salah satu olahraga saja, kini bersepeda sudah menjadi gaya hidup atau tren. Banyak orang yang memilih pergi ke kantornya dengan mengendarai sepeda. Di samping banyak manfaat yang telah disebutkan, biayanya juga relatif murah. Semakin hari semakin banyak orang yang ingin mengendarai sepeda untuk pergi ke tempat kerjanya. Untuk menyebarluaskan ide bersepeda ke kantor, pada akhir tahun 2005 terbentuklah sebuah organisasi bernama Pekerja Bersepeda Indonesia yang memiliki slogan “Bike to work”. Namun memang tidak semua pihak merespon dengan baik konsep “bike to work” ini. Alasan utamanya dari segi keselamatan. Banyak yang mengatakan bahwa resikonya terlalu besar jika bersepeda melewati jalan raya yang dipenuhi mobil dan motor. Tetapi mau diapakan, kondisi di Indonesia belum mendukung adanya fasilitas jalur khusus sepeda seperti di Bogota dan Belanda. Dan kelihatannya pemerintah juga kurang menaruh perhatian dalam masalah ini.


Sumber : www.desiran.blogspot.com
http://mathgeek.multiply.com/journal/item/37

No comments:

Post a Comment